Stunting menjadi tantangan yang harus diselesaikan di Kota Madiun. Meskipun angka stunting kota Madiun di bawah target Pemerintah, namun angka ini tetap menjadi perhatian Wali Kota Madiun untuk segera diturunkan sampai habis.
Angka stunting di Kota Madiun sebesar 12,4 persen atau sebanyak 562 bayi. Sedang, target Pemerintah di angka 24,4 persen. Pemerintah Pusat berencana menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada 2024 mendatang.
Wali Kota tidak ingin sekedar mencapai target Pemerintah Pusat. Angka terus ditekan. Berbagai program pun disiapkan.
“Kita ada warung stop stunting di setiap kelurahan. Tempatnya di Lapak UMKM. Setiap minggu ada paket makanan bergizi. Mulai dari beras, telur, daging, buah, dan lain sebagainya,” ucapnya.
Keluarga yang terdata tersebut akan mendapatkan voucher untuk ditukar paket bergizi tadi. Selain itu, juga dilakukan pengecekan berkala di Posyandu. Berat dan tinggi badan bayi dicek untuk melihat perkembangan.
Wali kota menambahkan tak terkecuali pada ibu hamil. Pemberian paket bergizi juga diberikan pada ibu hamil dan dilakukan pengecekan berkala. Stunting memang bisa diakibatkan dari saat kehamilan. Karenanya, perlu dilakukan langkah pencegahan. Pemerintah setidaknya mengalokasikan anggaran sebesar Rp5,4 miliar untuk penanganan stunting tersebut.
“Ada di lokasi lapak sekalian untuk memberikan pemahaman kepada pelaku lapak terkait bahan makanan seimbang yang dibutuhkan untuk penanganan stunting,” tuturnya