Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari, merupakan momentum penting dalam menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bersama membangun gizi menuju bangsa sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan, sehingga dapat turut mendorong pencapaian RPJMN bidang kesehatan. Dengan mempertimbangkan permasalahan Stunting yang belum mencapai target, dan evidence bahwa konsumsi protein hewani berkorelasi mencegah Stunting, peringatan HGN ke 63 tahun 2023 mengangkat Tema “Protein Hewani Cegah Stunting”; Slogan “Protein Hewani Setiap Makan” dan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani.”

Gizi ibu hamil penting untuk mencegah stunting yang saat lahir yang sudah 23% . Kondisi stunting saat lahir dapat terjadi akibat kekurangan gizi dan anemia saat remaja sampai saat kehamilan. Oleh karena itu asupan gizi ibu hamil yang adekuat, sangat penting untuk mencegah ibu hamil KEK dan anemia agar tidak melahirkan bayi stunting.

Gizi ibu menyusui penting untuk memastikan kualitas ASI yang menjadi satu – satunya sumber asupan gizi pada 6 bulan pertama dengan ASI esklusif atau ASI saja yang diberikan on demand. Bayi mendapat IMD, Inisiasi Menyusui Dini, yang merupakan proses yang sangat penting untuk meningkatkan imunitas bayi karena bayi memperoleh kolustrum yang kaya antibodi. Selain itu, IMD, juga dapat meningkatkan bonding ibu dan bayi .

berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2019 menunjukkan konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk yang rendah di dunia. Indonesia dengan kekayaan alamnya memiliki potensi sumber daya protein hewani, tetapi konsumsi protein per kapita masih tergolong rendah. Data Susenas 2022 menunjukkan rata-rata konsumsi protein per kapita sehari 62.21 gram (diatas estándar 57 gram), tetapi konsumsi telur dan susu 3.37 gram, daging 4.79 gram dan ikan/udang/cumi/kerang 9.58%. Peningkatan gizi masyarakat pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dengan protein hewani setiap makan akan mempercepat penurunan stunting.

Bertepatan dengan Hari Gizi Nasional tahun 2023 yang ke-63, Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) bersama lintas sektor dan organisasi profesi menyepakati tema tahun ini adalah protein hewani cegah stunting.

Tema tersebut diambil dengan mempertimbangkan permasalahan stunting yang belum mencapai target dan adanya bukti konsumsi protein hewani berkorelasi dalam mencegah stunting.

1. Permasalahan gizi di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara dengan beban ganda permasalahan gizi. Masalah gizi tersebut yaitu stuntingwastingoverweight, dan kekurangan zat gizi mikro.

Defisiensi dalam hal masalah gizi, seperti stunting dan wasting, saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Angka stunting yang di Indonesia menurut data terakhir sebesar 24,4 persen. Jumlah tersebut masih tergolong tinggi, sehingga butuh upaya dalam mencapai target yang ditetapkan.

2. Stunting terjadi sejak sebelum lahir dan meningkat pada anak usia 6 ke 24 bulan

Stunting masih menjadi masalah yang membutuhkan upaya untuk menurunkannya. Tren stunting di Indonesia menurut data selama 3 tahun terakhir angkanya masih tinggi, yaitu di atas 20 persen. Hal ini disampaikan oleh dokter Ni Made Diah PLD, MKM, Plt. Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kemenkes, yang disiarkan secara daring oleh Kemenkes dalam rangka Peringatan Hari Gizi Nasional 2023 “Protein Hewani Cegah Stunting”. 

Masalah stunting tersebut bahkan sudah terjadi sejak bayi lahir. Kenaikan stunting yang cukup tinggi terjadi pada rentang usia 6 sampai 11 bulan ke usia 12 sampai 23 bulan. Artinya, gizi perempuan sejak kehamilan perlu diperhatikan dan memperhatikan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) saat balita.

3. Pentingnya gizi yang cukup pada ibu hamil, ibu menyusui, hingga saat pemberian MPASI

Kecukupan gizi pada ibu hamil sangat penting untuk mencegah stunting saat bayi lahir. Kondisi stunting saat bayi lahir dapat terjadi karena sang ibu kekurangan gizi dan anemia saat remaja hingga kehamilan. Oleh sebab itu, asupan gizi ibu hamil yang adekuat sangat penting untuk mencegah ibu hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) dan anemia agar tidak melahirkan bayi yang stunting.

Kecukupan gizi pada ibu menyusui juga penting karena ASI menjadi satu-satunya sumber asupan gizi bayi berusia 6 bulan pertama. Bayi yang mendapat inisiasi menyusu dini juga dapat meningkatkan imunitas karena bayi mendapatkan kolustrum yang kaya akan antibodi.

Selain itu, pemberian MPASI yang adekuat juga penting untuk menurunkan stunting pada usia 6 sampai 23 bulan. Sebab, terjadi peningkatan stunting 1,8 kali lipat saat berusia 12 sampai 23 bulan. Ini disebabkan rendahnya asupan protein hewani dalam MPASI.

4. Pentingnya konsumsi protein hewani dalam mencegah stunting

Terdapat penelitian yang menunjukkan adanya bukti bahwa stunting berhubungan kuat dengan konsumsi protein hewani. Protein hewani yang berasal dari produk susu, telur, daging, dan ikan mempunyai korelasi dalam mencegah stunting.

Selain itu, penelitian juga menunjukan konsumsi lebih dari satu jenis protein hewani lebih menguntungkan daripada hanya mengonsumsi satu jenis protein hewani. Pangan hewani mengandung zat gizi lengkap, kaya akan protein, dan vitamin yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan.

5. Konsumsi protein hewani di Indonesia

Berdasarkan data Susenas 2022, rata-rata konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kecukupan konsumsi gizi nasional, yaitu sebesar 62,21 gram. Namun, konsumsi protein hewani tertentu masih cukup rendah, seperti ikan/udang/cumi/kerang sebesar 9,58 gram, daging 4,79 gram, serta telur dan susu 3,37 gram.

Sementara itu, data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2019 menunjukkan bahwa konsumsi telur, daging, susu dan produk turunannya di Indonesia termasuk rendah di dunia. Padahal, golongan ikan, daging, telur, susu merupakan golongan protein yang memang berkorelasi dengan pencegahan stunting.

Gambaran konsumsi daging di Indonesia dibandingkan dengan dunia menunjukkan konsumsi daging masih di bawah 40 gram. Jumlah tersebut masih jauh dibandingkan negara-negara yang memang angka stunting-nya rendah. Konsumsi ikan di Indonesia juga masih belum maksimal. Padahal, Indonesia termasuk negara yang kaya hasil laut. Begitu pula dengan konsumsi telur dan susu juga belum maksimal.

6. Panduan makanan bagi ibu hamil hingga balita sudah tersedia

Standar makanan bagi ibu hamil sudah tersedia di dalam buku ibu dan anak untuk meningkatkan konsumsi protein hewan. Peningkatan konsumsi protein hewani dilakukan sejak ibu hamil, ibu menyusui, dan pada bayi berusia 6 bulan hingga usia balita. Bahan makanan yang ada dalam buku kesehatan ibu anak juga kaya akan protein hewani, seperti telur, aneka jenis ikan, aneka daging, hati, dan sebagainya.

Porsi makan ibu hamil dan ibu menyusui lebih banyak daripada perempuan lain dan perlu mengonsumsi makanan kaya protein hewani. Sementara itu, pada anak berusia lebih dari 6 bulan mulai mengonsumsi MPASI dengan tekstur yang bertahap sesuai usianya.

Stunting masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Protein hewani yang berasal dari produk susu, telur, daging, dan ikan mempunyai korelasi dalam mencegah stunting. Oleh sebab itu, kecukupan gizi terutama protein hewani sangat penting pada ibu hamil, ibu menyusui, hingga saat pemberian MPASI.

Ayo sukseskan peringatan Hari Gizi Nasional ke-63 dengan menggaungkan Protein Hewani Cegah Stunting. 

By admin