Latar Belakang

Penyakit tidak menular adalah penyakit yang disebabkan oleh perubahan organ manusia atau penyakit degeneratif. Beberapa contoh penyakit tidak menular adalah hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantung koroner, kanker, asma, dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

Prevalensi hipertensi pada penduduk berusia ≥15 tahun berdasarkan diagnosis dokter adalah 8%, sedangkan berdasarkan pengukuran tekanan darah adalah 29,2%.Prevalensi hipertensi pada penduduk berusia ≥18 tahun berdasarkan diagnosis dokter adalah 8,6%, sedangkan berdasarkan pengukuran tekanan darah adalah 30,8%.Prevalensi diabetes melitus (DM) pada penduduk berusia ≥15 tahun berdasarkan diagnosis dokter adalah 2,2%, sedangkan pada penduduk semua umur adalah 1,7%.Hipertensi dan diabetes merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah.Hipertensi dan diabetes merupakan penyebab disabilitas (melihat, mendengar, berjalan) pada penduduk berusia 15 tahun ke atas. Terdapat celah pengetahuan status hipertensi di masyarakat. Faktor risiko yang menyebabkan hipertensi dan diabetes adalah obesitas sentral dan aktivitas fisik yang kurang. (Hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) 2023.

Prevalensi penderita PTM (Penyakit Tidak Menular) terus meningkat. Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada indikator indikator kunci PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-2019, sebagai berikut : Prevalensi tekanan darah tinggi pada penduduk usia 18 tahun keatas meningkat dari 25,8% menjadi 34,1%; Prevalensi obesitas penduduk usia 18 tahun ke atas meningkat dari 14,8 % menjadi 21,8%; Prevalensi merokok penduduk usia ≤18 tahun meningkat dari 7,2%. menjadi 9,1%.

Peningkatan prevalensi PTM berdampak terhadap peningkatan beban pembiayaan kesehatan yang ditanggung negara dan masyarakat. Diperlukan biaya yang relative mahal, bila kondisinya berkembang semakin lama (menahun) dan terjadi komplikasi. PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat,kurang aktifitas fisik, dan konsumsi minuman beralkohol.

Inovasi Santap Santap Sayur adalah upaya pencegahan, pengendalian dan tata laksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes Melitus serta PTM lainnya yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan faktor risiko, menggunakan

CARTA prediksi faktor risiko WHO SEAR B melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, disabilitas dan kematian akibat PTM (mencegah terjadinya PTM dan komplikasinya) dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif serta tanpa mengabaikan aspek kuratif, rehabilitative dan paliatif. SANTAP SAYUR adaah keterbaruan dari kegiatan PANDU PTM merupakan pendekatan faktor risiko PTM terintegrasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya hanya fokus pada kegiatan dalam gedung. Demi tercapainya target yang sangat tinggi dan banyaknya indikator PTM, kegiatan PANDU PTM belum bisa memenuhi target yg ditentukan,maka diperlukan inovasi baru yaitu SANTAP SAYUR (inovaSi PemeriksAaN penyakit tidak menUlaR).

Lokasi diterapkannya inovasi Santap Sayur adalah di wilayah kerja Puskesmas Ngegong Kota Madiun. capaian pelayanan program Penyakit tidak menular (PTM) di Puskesmas Ngegong di tahun 2023 dari 14 indikator ada 6 indikator yang tidak memenuhi target Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP). Deteksi dini penyakit jantung 54,8%, deteksi dini PPOK 50,5%, deteksi dini kanker payudara 62,8%, deteksi dini kanker leher rahim 31,4%, pelayanan kesehatan hipertensi 52%., persentase penyandang hipertensi yang tekanan drahnya terkendai 62%. Pada kondisi sebelum dilakukann inovasi kurangnya pengetahuan dan kesadaran penderita PTM karena merasa dirinya tidak ada keluhan. Setelah adanya inovasi Santap Sayur masyarakat mengetahui tentang PTM dan mau melakukan deteksi dini PTM untuk mengurangi tingkat keparahan penderita PTM. Selaras dengan salah satu isu strategis pada RPJMD Kota Madiun 2019-2024, maka inovasi dilakukan untuk mendukung adanya peningkatan kesehatan masyarakat dengan dilakukannya deteksi dini faktor risiko PTM melalui inovasi SANTAP SAYUR.

  1. Tujuan
  1. Tujuan Umum: Menurunkan angka kesakitan, disabilitas dan kematian akibat PTM (mencegah terjadinya PTM dan komplikasinya) dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif serta tidak mengabaikan aspek kuratif, rehabilitative dan paliatif di wilayah kerja Puskesmas Ngegong.
    1. Tujuan khusus:
  1. Terlaksananya kegiatan deteksi dini faktor risiko PTM.
  • Terlaksananya kegiatan promosi kesehatan.
  • Terlaksananya penemuan kasus PTM.
  • Terlaksananya penanganan kasus PTM.
  • Terlaksananya pencatatan dan pelaporan kasus PTM.
  • Terlaksananya surveilans terpadu PTM.
  • Terlaksananya pemantauan dan penilaian (monitoring dan evaluasi) kegiatan pencegahan dan pengendalian PTM.
  1. Manfaat:
  1. Masyarakat
    1. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap PTM lebih dini wilayah kerja Puskesmas Ngegong
    1. Meningkatkan jumlah pasien hipertensi, diabetes yang terlayani di wilayah kerja Puskesmas Ngegong.
    1. Mengurangi tingkat keparahan penderita PTM             wilayah kerja Puskesmas Ngegong
    1. Meningkatkan     kualitas     kesehatan    masyarakat     wilayah    kerja Puskesmas Ngegong
  1. Pemerintah
  1. Menurunkan    prevalensi    kasus    penyakit    tidak    menular     dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat
  2. Menciptakan Sumber Daya Manusia yang berkualitas

Inovasi Santap Sayur adalah upaya pencegahan, pengendalian dan tata laksana terintegrasi Hipertensi dan Diabetes Melitus serta PTM lainnya yang dilaksanakan secara komprehensif dan terintegrasi dengan pendekatan faktor risiko, menggunakan CARTA prediksi faktor risiko WHO SEAR B melalui Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP). Tujuannya adalah menurunkan angka kesakitan, disabilitas dan kematian akibat PTM (mencegah terjadinya PTM dan komplikasinya) dengan mengutamakan aspek promotif dan preventif serta tanpa mengabaikan aspek kuratif, rehabilitative dan paliatif.

Berdasarkan capaian pelayanan PTM di Puskesmas Ngegong dari Tahun 2023 dari 14 indikator, 6 indikator tidak memenuhi target PKP (Penilaian Kinerja Puskesmas). Deteksi dini penyakit jantung, deteksi dini PPOK, deteksi dini kanker payudara, deteksi dini kanker leher rahim, pelayanan kesehatan hipertensi, dan persentase penyandang hipertensi yang tekanan darahnya terkendali adalah indikator yang tidak mencapai target.

SANTAP SAYUR adalah keterbaruan dari kegiatan PANDU PTM sejak tahun 2019 merupakan pendekatan faktor risiko PTM terintegrasi yang sudah dilaksanakan sebelumnya hanya fokus pada kegiatan dalam gedung. Demi tercapainya target yang sangat tinggi dan banyaknya indikator PTM, kegiatan PANDU PTM belum bisa memenuhi target yg ditentukan,maka diperlukan inovasi baru yaitu SANTAP SAYUR (inovaSi PemeriksAaN penyakit tidak menUlaR) dilakukan di Puskesmas dan UKBM (Posyandu ILP) di wilayah kerja Puskesmas Ngegong Kota Madiun . Sasaranya pasien usia 8–59 tahun Yang berkunjung ke Puskesmas berobat karena sakit, kunjungan sehat,rujukan dari Posyandu ILP dan PIS PK.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan inovasi Santap Sayur adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan data PTM dan koordinasi dengan TIM SANTAP SAYUR
  • Kepala Puskesmas melakukan koordinasi dengan lintas sektor (Kelurahan, kader Kesehatan) untuk melakukan sosialisasi dan jadwal pelaksanaan Santap Sayur pada pertemuan lintas sektor
  • Petugas melakukan pelayanan Santap Sayur sesuai Alogaritmanya baik di dalam gedung (Puskesmas,Pustu) dan di luar gedung ( Posyandu ILP)
  • Petugas melakukan pengobatan dan atau rujukan bagi penderita PTM
  • Petugas melakukan koordinasi dengan pengelola program PTM dan Perawat wilayah untuk kegiatan pendampingan secara berkala selama pengobatan.
  • Petugas melakukan evaluasi bulanan dalam pralokmin UKM dan loka karya mini Puskesmas.

Berikut adalah Algoritma Inovasi SANTAP SAYUR dan Carta Prediksi Risiko WHO (SEAR B) yang digunakan dalam Inovasi SANTAP SAYUR

Tutorial Inovasi SANTAP SAYUR

By admin